Selasa, 29 September 2015

ULUMUL QUR'AN


ULUMUL QUR'AN
oleh :
-Mahrun Nisa El-Fitri
-Ririn Puspita Bahri
- Umi Khoirun Nisa


KATA  PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini adalah merupakan tugas dalam mata pelajaran Ulumul Quran wa Hadits.
            Kami selaku penulis menyadari akan kekurangan masyarakat akan ta’rif al quran dan ulumul al quran dan hadis. Untuk itu kami membuat makalah ini seringkas mungkin agar semua golongan bisa memahaminya. Selain itu makalah ini kami buat agar para muslim yang ada di seluruh dunia mengetahui tentang Al Qur’an, karena sesungguhnya al qur’an ini sangat cermat dan teliti, jelas dan terperinci, yang telah di tetapkan oleh yang Maha bijaksana dan telah di uraikan oleh yang Maha tahu. Kitab ini akan selalu menjadi mukjizat dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lainnya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya. Tidak akan ada sedikitpun penyelewengan dan perubahan terhadap isi al quran. Sebagai bukti kebenaran firman Allah yaitu : “ sesungguhnya kamilah yang menurunkan al quran dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (al hijr : 9)
Kita sebagai umat muslim harus memahami dengan baik kitab suci al quran, karena al quran adalah petunjuk atau pedoman hidup manusia. sehingga dengan petunjuk ini manusia tetap berada di jalan yang lurus, tanpa melewati batasan batasan.
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi semuanya.


Penulis














DAFTAR ISI


DAFTAR ISI....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Ta’rif al-Qur’an...................................................................................
B. Nama-nama al-Qur’an.........................................................................
C. Ta’rif ‘Ulumul Quran.........................................................................
D. Kedudukan al-Qur’an dan Hadits dalam Tasyri’...............................
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN


            Al quran merupakan wahyu yang diterima nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat jibril. Al quran merupakan bagian dari kalimat allah SWT, yang sering disebut ayat qauliyyah, disamping ayat lainnya yang dikenal dengan ayat qauniyyah. Ayat qauniyyah adalah firman allah SWT yang di antara lain terhimpun dalam al quran, sedangkan ayat ayat qauniyyah adalah bukti-bukti keagungannya yang tersebar luas di seantero jagat raya ini. Sebagai ayat qauliyyah, al quran mempunyai banyak keistimewaan terutama karena merupakan kalam ilahi yang penuh keajaiban, sebagai sumber kebenaran dan keadilan,dan menjadi petunjuk bagi yang membutuhkan bimbingan, dan dengan berpegang teguh kepadanya akan terhindar selamanya dari kesesatan. Tak heran jika dari masa ke masa, al quran selalu menjadi bahan penelitian untuk dijadikan riset(petunjuk). Menurut pengakuan seorang pakar, “ tidak masuk akal bahwa seseorang yang hidup pada masa abad ke-7 masehi, dapat melontarkan dalam al quran ide –ide mengenai bermacam-macam hal yang bukan merupakan pemikiran manusia pada waktu itu dan ide –ide itu cocok dengan apa yang akan dibukikan oleh sains beberapa abad kemudian, bagiku tak ada lagi kemungkinan bahwa al quran itu buatan manusia “ . secara ringkasanya al quran itu kalamullah yang mengumpulakan segala macam ilmu allah SWT berfirman : dan ingatlah akan hari ketika kami di bangkitkan pada tiap tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dn kami turunkan padamu kitab al quran untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. Dan nabi bersabda yang artinya : di dalam al quran itu ada berita sebelum kamu,ada kabae orang sesudah kamudan hokum yang terjadi di anatara kamu .H.R. At turmudzi.



BAB II
PEMBAHASAN


A.Ta’rifAl-Quran

            Al quran secara lughat ialah bacaan atau yang dibaca. Al quran adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu “ maqru” (yang dibaca). Menurut istilah ahli agama(uruf syara), ialah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang ditulis dalam mushhaf demikianlah menurut uruf, menurut makna yang popular, dalam kalangan umat. Mengenai asal kata al quran banyak para ulama berbeda pendapat :
Para ahli usul fiqh menetapkan bahwa al quran adalah nama bagi keseluruhan al quran dan nama untuk bagian-bagiannya.di sebut dalam at talwi, al quran dalam uruf am, ialah nama bagi keseluruhan al quran yang telah di kumpulkan dalam mushaf. Dalam pendapat ahli usul , al quran adalah nama bagi keseluruhannya dan menjadi nama bagi suku-sukunya (ayat –ayatnya).
Al quran menurut pendapat ahli kalam ialah yang ditunjukkan oleh bacaan itu, yakni : kalam azani yang berdiri pada zat allah yang senantiasa bergerak (tak pernah diam) dan tak pernah ditimpa sesuatau bencana”.
Al Alusy dalam Ruhul Ma’ani berkata: Para Mutakalimin memberi nama Al Qur-an kepada kalimat-kalimat yang gaib yang azali, sejak dari awal Al Fatihah sampai akhir An Nas, yaitu: lafad-lafad yang terlepas dari sifat kebendaan , baik secara dirasakan, dikhayalkan, ataupun lain-lain yang tersusun pada sifat Allah yang qadim
Kata setengah ulama: Al Qur-an, kalau dibaca ”Qur-an” dengan tidak membaca :Al di depannya, adalah nama bagi segala yang dibaca. Bila disebut Al Qur-an, maka tertujulah kepada Kalam bagi Allah yang diturunkan di dalam bahasa ‘Arab’.
Kata As Sayuthy dalam Al Itman : ‘Batas arti kata Al Qur-an ialah “Kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad , yang tak dapat ditanding oleh yang menentangnya, walaupun sekedar sesuatu ayat saja.”

            Pengertian kata al qur’an jika di tinjau lebih jauh terdapat lima pendapat. Tiga pendapat di bawah adalah contoh dari para ulama yang berpendapat bahwa lafadz al Qur’an tanpa huruf hamzah ditengahnya jauh dari kaidah pemecahan kata (isytiqaq) dalam bahasa Arab.
Pendapat Asy Syafi’y, yaitu: Lafad Al Qur-an yang dita’rifkan dengan “Al” tidak berhamzah (tidak berbunyi An) dan bukan diambil dari sesuatu kalimat lain tidak diambil dari qara’tu sama dengan aku telah baca. Kata itu istilah resmi bagi kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad ”. Menurut ini, harus kita baca “Al Qur-an” dengan tidak membunyikan a”.
Pendapat yang dinukilkan dari Al Asy’ary dan beberapa golongan lain, yaitu: “lafad Qur-an” diambil dari lafad “qarana” yang berarti “menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain”. Kemudian lafad “Qur-an” itu dijadikan nama kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya. Dinamai wahyu Tuhan ini dengan Al Qur-an, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan huruf-hurufnya, beriring-iring dan yang satu digabungkan kepada yang lain.
Pendapat Al Farra’ yaitu: lafad “Qur-an” adalah pecahan ( musytaq ) dari kata qara’in ( kata jamak qarinah) yang berarti kaitan, karena ayat-ayat Al Quran satu sama lain saling berkaitan.karena itu jelaslah bahwa huruf nun pada akhir lafad Al Quran adalah huruf asli, bukan tambahan

Sedangkan para ulama’ yang berpendapat bahwa lafadz al Qur’an ditulis dengan tambahan hamzah ditengahnya adalah :
Pendapat Az Zajjah yaitu: “Qur-an” itu sewazan (seimbang) dengan “fu’lan”. Yakni, harus dibaca dengan bunyi “Qur-an” (dengan berhamzah). Diambil dari kalimat “qar-i” yang berarti “mengumpulkan”. Dan dinamai “kalamullah” dengan “Que-an”, karena dia mengumpulkan beberapa surat, atau mengumpulkan saripati kitab-kitab yang telah lalu.
Pendapat Al Lihyany dan segolongan ulama, bahwa lafad “Qur-an” itu bermakna yang dibaca masdhar (dimaknakan dengan isim ma’ful). Karena Al Qur-an itu dibaca, dinamailah di “Al Qur-an”, pendapat ini yang terkenal.
Menurut nukilan dari Al Jahidh, bahwa Allah menamai kitab-Nya dengan nama yang berlainan dari nama yang dipakai orang Arab untuk nama bagi himpunan-himpunan perkataan mereka (sya’ir dan khutbah). Tuhan menamai kumpulan Kalam-Nya dengan “Al Qur-an”. Orang ‘Arab menamai kumpulan syai’irnya dengan “dewan”. Tuhan menamai sebagian dari Al Qur-an dengan surat, sebagaimana orang Arab menamai sebagian dari isi dewannya dengan qasidah. Tuhan menamai sebagian dari surat Al Qur-an dengan ayat, sebagaimana orana “Arab” menamai sebagian dari qasidahnya dengan qafi (qafiyah).

Menurut Diratul Ma’arif Al Islamiyah, Schwally dan Weelhausen berpendapat, bahwa kata Qur-an berasal dari bahasa Ibro (Suryani) yang ditulis Kiryani=Keryani artinya yang dibacakan.

Menurut pendapat Dairatul Ma’arif, perkataan qara-a yang berarti dia telah membaca, bukan bahasa Arab asli, namun bahasa asing yang dimasukkan ke dalamnya.Untuk memperoleh pengertian yang bernash bagi kata Qur-an, kita harus mengambil maknanya dan memperhatikan cara Al Qur-an, kita harus mengambil maknanya dan mempArtinya : Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (S, Al Qiyamah,16,17,18).

Sejarah Pengumpulan Al Quran.
Pengumpulan al quran memiliki dua pengertian
memelihara/menghafalnya di dalam dada (al-hifzu).
Pengumpulan al-Quran dalam arti menghafalnya, sudah dilakukan semenjak ayat pertama kali turun, dan dilakukan paling tidak oleh Rasulullah SAW sendiri. Beliau sebagai orang pertama dan utama dalam kemampuan memelihara dan menghafal Al-Quran

menuliskannya kembali dan menyetukan ayat-ayat dan surat-surat yang masih tersebar di beberapa tempat.
Pengumpulan Al Quran sudah dilakukan pada zaman nabi Muhammad SAW, kemudian diteruskan oleh para sahabatnya terutama pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Sidiq, atas usulan Umar bin Khattab karena merasa khawatir dimana para penghafal Al Quran dari kalangan sahabat nabi gugur seusai perang Yamamah yaitu perang antara muslimin dan kaum murtad (pengikut Musailamah Al Khazdab yang mengaku dirinya nabi). Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengerjakan pengumpulan dari hafalan-hafalan para sahabat dan didukung dengan catatan-catatan yang ada. Setelah Al Quran dikumpulkan dan ditulis pada kertas, pada masa inilah akhirnya semua sepakat menamakan Al Quran dengan mushaf.Kemudian pada masa Khalifah Utsman bin Affan menduduki kursi Khalifah pada saat wilayah taklukan kian meluas, semenjak ekspansi yang dilakukan Umar. Banyak para sahabat yang menyebar ke negeri-negeri taklukan sambil membawa misi dakwah dan menyampaikan ayat-ayat Al-Quran. Di kalangan para sahabat didapat cara baca Al-Quran yang terasa tidak seragam. Dikisahkan dalam riwayat Anas, pada saat sahabat Huzaifah bin Al-Yaman mengkoordinasikan penduduk Syam dan Irak untuk bertempur melawan Armenia dan Azerbayjan, Huzaifah mendapati mereka membaca Al-Quran dengan cara baca yang tidak seragam. Lantas Huzaifah melapor kepada Khalifah Utsman dan mengusulkan: “Ya Amiril Mukminin, atasilah umat ini sebelum semakin meluas perbedaan mereka tentang kitab sucinya sebagaimana yang terjadi pada kaum Yahudi dan Nasrani.

B. Nama lain dari Al- Qur’an
Dinyatakan pula bahwa “Kalam Ilahi” diwahyukan kepada Muhammad SAW., tidak hanya dinamai Al Qur-an tetapa juga dinamai dengan nama lainnya. Berikut di bawah ini merupakan nama lain dari Al-Qur’an diantaranya :

Al-Kitab (buku)
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)
Al-Furqan (pembeda benar dan salah)
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)
Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
Al-Hukm (peraturan/hukum)
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar Ra'd [13]:37)
Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Israa' [17]:39)
Al-Huda (petunjuk)
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13)
At-Tanzil (yang diturunkan)
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)
Ar-Rahmat (karunia)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)
Ar-Ruh (ruh)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy Syuura [42]:52)
Al-Bayan (penerang)
(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
Al-Kalam (ucapan/firman)
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah [9]:6)
Al-Busyra (kabar gembira)
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahl [16]:102)
An-Nur (cahaya)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. (Al-Qur'an). (QS. An Nisaa' [4]:174)
Al-Basha'ir (pedoman)
Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)
Al-Balagh (penyampaian/kabar)
(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)
Al-Qaul (perkataan/ucapan)
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash [28]:51)

c. Ta’rif ulum al quran
‘Ulumul Qur’an terdiri atas dua kata ‘Ulum dan Al-Qur’an, ‘Ulum adalah jama’ (plural) dari kata tunggal (mufrad) Ilm, yang secara harfiah berarti ilmu. Sedangkan Al-Qur’an adalah nama bagi kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan demikian, secara harfiah kata ‘Ulum Qur’an dapat diartikan dengan “ilmu-ilmu al-Qur’an”.
Penggunaan kata jama’ pada ‘Ulum al-Qur’an’, tidak kata mufrad yakni ilmu al-Qur’an, karena istilah ini tidak ditunjukan kepada satu (cabang) ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu al-Quran, tetapi mencakup semua ilmu yang mengabdi kepada al-Qur’an atau memiliki sandaran (rujukan) kepadanya.
Adapun yang dimaksud ‘Ulum al-Qur’an dalam terminologi para ahli ilmu-ilmu al-Qur’un seperti di formulasikan oleh Muhammad ‘Ali al-Shabuni adalah sebagai berikut:
Artinya: yang dimaksud dengan ‘Ulum Qur’an ialah rangkaian pembahasan yang berhubungan dengan al-Qur’an yang agung lagi kekal, baik dari segi (proses) penurunan dan pengumpulan serta tertib urutan-urutan dan pembukuannya, maupun dari segi pengetahuan tentang asbabunnuzul, makkiyyah-madaniyyah, nasikh-mansukhnya, muhkam- mutasyabihnya, dan berbagai pembahasan lain yang berkenaan dengan al-Qur’an atau yang berhubungan dengan al-Qur’an.
Dari definisi ‘Ulumul Qur’an di atas, dapat dipahami bahwa yang menjadi objek utama dari kajian ‘Ulumul Qur’an adalah al-Qur’an itu sendiri. Dan dari batasan diatas, dapat pula disimpulkan bahwa betapa luas ruang lingkup cakupan ilmu-ilmu al-Qur’an.


D. Kedudukan Al Qur’an dan Hadist dalam tasyri
Kedudukan al quran yaitu sebagai sumber informasi, al quran mengajarkan banyak hal kepada manusia, dari persoalan-persoalan keyakinan, moral, prinsip, ibadah, dan muamalah, sampai kepada asas-asas ilmu pengetahuan, al quran memberikan wawasan dan motivasi kepada manusia agar memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi kekuasaan allah. Dari hasil pengkajian dan penelitian fenomena alam kemudian melahirkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan pemahaman ini, al quran berperan sebagai motivator dan inspirator bagi para pembaca, pengkaji, dan pengamalnya. Di samping itu al quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariat, dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar –dasar prisipil mengenai persoalan tersebut. Allah menugaskan nabi muhammad untuk memberikan keterangan yang lebih lengkap mengenai dasar-dasar itu.
“ kami telah terangkan kepadamu al dzikr (al quran ) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang di turunkan kepada mereka agar mereka berfikir”. (QS 16:44)

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Dari rangkaian pembahasan yang terdapat dalam bab-bab ini di tarik ringkasan dan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa al Qur’an adalah wahyu atau kalam ALLAH SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizatnya dengan melalui perantara malaikat jibril As, ditulis dalam berbagai mushaf, di nukilkan kepada kita dengan tawatur, yang dianggap ibadah dengan membacanya, dimulai dengan surah al-fatihah dan ditutup dengan surah an-nas.
Untuk dapat memahami dan mengamalkan ayat-ayat Qur’an dengan baik dan benar, siapapu dituntut harus memiliki sejumlah disiplin ilmu sebagai sarana atau alat untuk melakukan pengkajian terhadapnya, seperti ilmu bahasa arab, ilmu tafsir, ilmu kalam, ilmu fiqih, ilmu ushul fiqih, sejarah dan lain sebagainya.
Al-Qur’an memiliki banyak nama dan julukan. Tapi satu hal yang menarik bahwa semua nama atau julukan yang diberikan terhadap al-Qur’an nampak begitu ketat perbedaan asal usul kata al-Qur’an, berikut keragaman penamaan dan julukannya, sama sekali tidak menimbulkan kesulitan ditengah-tengah umat malahan sebaliknya, nama dan gelar yang demikian banyak membuktikan kemukjizatan al-Qur’an dari berbagai aspek nya.
Yang dimaksud ‘Ulumul Qur’an ialah ilmu-ilmu yang langsung maupun tidak langsung membahas prihal al-Qur’an nulkarim dari aspek manapun. Dengan demikian maka ‘Ulumul Qur’an memiliki ruang lingkup yang sangat luas, meskipun objeknya demikian tegas yakni al-qur’an itu sendiri.
Secara umum, ada dua tujuan yang mempelajari ‘Ulumul Qur’an, yakni tujuan internal dan eksternal. Secara internal ‘Ulumul Qur’an bertujuan untuk dapat memahami kitab Allah dengan cara yang benar sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dan secara eksternal mempelajari ‘Ulumul Qur’an itu membentengi kaum muslimin dari kemungkinan usaha pengaburan kitab suci al-Qur’an itu sendiri baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Demikian makalah ta’rif al-Qur’an, Nama-nama al-Qur’an, dan ‘Ulum al-Quran serta kedudukan al-Quran. Semoga dengan kehadiran makalah ini benar-benar membuahkan manfaat bagi para pembacanya. Amiin ya robbal ‘alamin.



Daftar Pustaka
Ash-Shabuni, At-tibyan Fi Ulum Al-Qur’an,Alam Al-Kutub, Beirut, 1985
As-Shalih, Subhi,Membahas Ilmu-Ilmu Al-qur’an, Tim Pustaka Firdaus, Jakarta, 2008
As-Mudzaki, Manna’Khalil Al-Qattan Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Litera antarNusa Halim Jaya, Bogor,2009
Suma Muhammad Amin, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an [1], Pustaka Firdaus, Jakarta, 2000






0 komentar:

Posting Komentar