Jumat, 04 September 2015

LEKSIKOGRAFI ARAB



A.          Pendahuluan
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata yang berfungsi membantu seseorang mengetahui makna suatu kalimat. Setiap kamus memiliki gaya dan sistematika yang berbeda-beda dalam penyusunan mufrodatnya.
Dalam kamus bahasa Arab banyak metode yang digunakan untuk menjelaskan makna, diantaranya dengan antonim, sinonim, beberapa kata, bahasa lain, majaz, konteks dan menggunakan gambar. Hal seperti itu tidak lain mempunyai tujuan untuk memudahkan pengguna kamus, menambahkan wawasan dan perbendaharaan kosakata dalam berbagai bahasa, khususnya bahasa Arab.
Dengan demikian, penulis akan membahas terkait metode penjelasan kata dalam kamus-kamus yang telah disusun oleh beberapa ilmuan besar.
Setelah menentukan rumusan masalah, maka rumusan masalah pada pada makalah ini adalah bagaimana cara menjelaskan kata dalam kamus. Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu memberikan penjelasan yang disertai contoh agar pembaca dapat memahami secara penuh dalam pembahasan ini.

B.        Cara Menjelaskan Kata Dalam Kamus
        Setiap kamus memiliki cara tersendiri dalam menjelaskan arti kata di dalam kamus tersebut. Cara yang digunakan oleh pengarang kamus dalam menjelaskan makna, menjadi ciri khusus kamus tersebut. Dalam pembuatan kamus, terdapat beberapa teknik dalam menjelaskan makna kata pada kamus tersebut.
        Metode yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna kata dalam kamus bahasa Arab dibagi menjadi tujuh bagian,[1] yaitu:
1)      Menjelaskan kata dengan lawan kata
2)      Menjelaskan kata dengan satu kata
3)      Menjelaskan kata dengan beberapa kata
4)      Menjelaskan kata dengan bahasa lain
5)      Menjelaskan kata dengan majaz
6)      Menjelaskan kata sesuai konteks
7)      Menjelaskan kata dengan gambar

1.            Menjelaskan kata dengan lawan kata (antonim)
Menjelaskan kata dengan lawan kata adalah menjelaskan arti kata dengan menyebutkan perbedaan makna kata atau biasa disebut antonim. Misalnya Blomvid menyatakan kesulitan dalam menjelaskan kata الحب, akan tetapi kami mendapati makna kata tersebut dalam kamus لسان العرب , kata cinta diartikan sebagai lawan dari kebencian. Beberapa ilmuan mengatakan bahwa definisi seperti itu tidak tepat atau kurang akurat, akan tetapi ada pula yang mengatakan definisi tersebut memang benar atau boleh jadi akurat. Sebagian ahli bahasawan modern, menolak pernyataan yang berlebihan dalam mendefinisikan makna kata dalam kamus.[2]
Pada bagian ini, kata yang diterjemahkan dengan lawan kata biasanya ditandai dengan adanya keterangan dari salah salu empat kata berikut, yaitu الذي لا, نقيض, ضد, خلاف.
a.       Contoh dengan menggunakan kata نقيض :

Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
شك
نقيض اليقين
Keraguan kebalikan dari keyakinan[3]
العلم
نقيض الجهل
Pengetahuan kebalikan dari kebodohan

b.      Contoh dengan menggunakan kata ضد :

Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
النور
ضد الظلمة
Cahaya lawan kata dari kegelapan
الجنوب
ضد الشمال
Selatan lawan kata dari Utara

c.       Contoh dengan menggunakan kata خلاف :

Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
ضعف
خلاف قوة
Lemah lawan kata kuat
معروف
خلاف منكر
Kebaikan lawan kata kebatilan

d.      Contoh dengan menggunakan kata الذي لا :

Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
عدل
الذي لا يميل به الهواء في الحكم
Adil lawan kata dari menggunakan nafsu dalam menetapkan hukum
عجم
الذي لا يفصح
Orang non-Arab adalah lawan dari orang asli arab

2.            Menjelaskan kata dengan satu kata (sinonim)
Menjelaskan kata dengan satu kata adalah teknik kamus yang menjelaskan makna kata di dalamnya dengan menggunakan satu kata saja atau biasa disebut dengan sinonim. Teknik ini menjelaskan sebuah kata dengan menyebutkan padanan makna kata tersebut. Kamus jenis ini tidak hanya didominasi oleh kamus Arab ke Arab saja. Namun, banyak juga ditemukan pada kamus terjemahan dari bahasa satu ke bahasa yang lainanya. Misalnya, kamus bahasa Arab ke bahasa Indonesia.
Sebagian besar kamus yang beredar di masyarakat, menjelaskan satu kata dengan satu kata yang lain, seperti dalam kamus منجد (عربي – عربي).[4]
          Contoh:
Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
تكبر
جبخ
sombong = sombong
عطاء
شكد
pemberian = pemberian

3.            Menjelaskan kata dengan beberapa kata
Kamus-kamus terdahulu menggunakan metode menjelaskan makna dengan cara menguraikan atau menggunakan ibarat dan biasanya dilengkapi dengan salah satu al-mafatihu at-tafsiriyyah atau alat untuk mengemukakan makna seperti: أي , إذا, الذي هو ما.  Teknik ini biasanya digunakan dalam kamus-kamus modern, diantaranya معجم الوسيط dan المعجم العربي الأساسي. Contoh:
Kata
Makna
Penjelasan bahasa Indonesia
مركوب ج مراكيب
كل ما يركب من الحيوان أو غيره
Kendaraan : adalah segala sesuatu yang dapat dinaiki seperti hewan dan lain sebagainya.
عيد
العيد الذي يعقب صوم رمضان
Idul Fitri : adalah hari raya yang datang setelah bulan Ramadhan.

4.            Menjelaskan kata dengan bahasa lain
Seperti yang diketahui, kamus bahasa Arab hanya dialihkan dalam satu bahasa saja. Dalam kamus-kamus terdahulu, jika menjumpai kata yang meragukan, berpandangan bahwa kata yang dimaksudkan adalah kata dari bahasa Persia. Adapun kamus modern seperti المعجم الوسيط, banyak kata yang dialihkan ke dalam bahasa lain yaitu bahasa Arab dan Yunani yang bertujuan menyampaikan pesan dari asal katanya.[5]

Contoh:
Kata
Makna
Keterangan
فكتورية
Viktoria
Berasal dari bahasa Prancis
التليباتي
Telepathy
Berasal dari bahasa Inggris

Beberapa kamus ada yang menjelaskan kata di dalamnya dengan menggunakan satu bahasa. Namun, ada kalanya makna kata di dalam kamus tersebut dijelaskan dengan bahasa lain. Kamus seperti ini biasanya dibutuhkan untuk proses penerjemahan dan untuk memahami bahasa sumber. Banyak sekali contoh kamus jenis ini, misalnya kamus المنور, العصر  dan kamus Hans Wehr.


5.            Menjelaskan kata dengan majas
Teknik ini digunakan dalam menjelaskan dan menunjukkan kebenaran arti dari suatu majaz dengan menggunakan kamus. Cara ini banyak digunakan atau diterapkan pada kamus أساس البلاغة karya Zamkhasyari.[6]
Contoh:
Kata
Makna
Contoh Majaz
قفخ
ضرب لبشيء اليابس
قفخا على الهام وبحا وخضا

6.            Menjelaskan kata dengan konteks
Seperti kata dalam kamus memiliki pemaknaan khusus dalam konteks tertentu atau dalam bidang ilmu tertentu, karena terdapat hubungan antara satu dengan yang lainnya. Menjelaskan kata dalam kamus dengan mempertimbangkan konteks dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.       Konteks Bahasa
Menjelaskan kata dengan konteks bahasa yaitu menjelaskan makna kata dengan menggunakan atau melihat konteks yang dipilih olehnya. Dengan ditambahkan sebuah penjelas, dan membantu menjelaskan makna yang dimaksud.[7]
Contoh:
Kata
Makna
(طاب) الشيء _ طيبا وطيبة : زكا و طهر ... و _ عنه نفسا : تركه. و في التنزيل العزيز : ( فإن طبن لكم عن شيء منه نفسا) ...
طاب memiliki makna berkembang dan bersih. Tapi, jika dilihat dalam konteks al-qur’an surah an-Nisa ayat 4 kata طاب diartikan تركه menyerahkan/meninggalkan.[8]

b.      Konteks Sosial
Menjelaskan kata dengan konteks sosial adalah cara yang sangat penting, karena dengan ini dapat memberikan makana atau arti kata yang tepat sesuai dengan fakta sosial yang terjadi. Dan kata yang disebutkan mengarahkan kita kepada konteks sesuai keadaan yang sedang eksis atau sedang berlangsung di masyarakat.[9]

Contoh:
Kata
Makna
مرحبا
مرحبا isim mashdar dari kata رحب yang berarti luas. Namun, dalam budaya dan adat bangsa Timur Tengah menggunakan kata tersebut untuk memberikan penghormatan ketika mendatangi suatu tempat yang berarti selamat datang.

c.       Konteks sebab atau kasual
Menjelaskan makna kata dengan mempertimbangkan konteks sebab adalah menjelaskan makna kata yang disebutkan dalam kamus menggunakan pertimbangan konteks yang digunakan pada gaya bahasa, yang berkaitan dengan nahwu atau tata bahasa di dalamnya.


Contoh:
Kata
Makna
Contoh
سرح
وهو يدل على الإنطلاق
أو سرحوهن بمعريق (البقرة : 231)[10]

Cara ini biasanya ditandai dengan kata-kata berikut: إن, للأن, ما, إنما dan sedikit penggunaan kata لما.
Penggunaan uslub ini banyak sekali ditemukan di berbagai kamus. Seperti kamus Maqayis al-lughawi, kamus Lisan al-Arab, dan lain-lain.[11]
7.            Menjelaskan kata dengan menggunakan gambar
Pada sebuah kamus, biasanya terdapat beberapa atau seluruh kata di dalamnya dijelaskan dengan menggunakan gambar. Cara ini merupakan cara terbaru dalam menjelaskan karlta dalam kamus. Dengan gambar, pengguna kamus dapat lebih mudah dalam mencari makana kata dalam sebuah kamus. Bahkan pembaca dapat mengetahui secara detile makana dari sebuah kata yang dicarinya.
Teknik ini dilakukan dengan cara melukiskan sebuah gambar, lalu.memberi nomor pada gambar tersebut, kemudian menyebutkan lafadz sebuah bahasa sesuai gambar yang ada. Kemudian menyebutkan beberapa kata yang lain yang masih berkaitan dengan gambar tersebut.[12]
Contoh kata الفيل adalah hewan yang menyusui, bergading, berkaki besar, berkulit tebal, berbulu abu-abu, berdaun telinga lebar, dan hidup menggerombol. Pada penjelasan makna kata gajah tersebut, masih belum jelas dan dapat memberikan kesalahpahaman bagi pengguna kamus yang belum pernah melihat gajah, maupun yang baru pertama kali menemukan kata gajah.
            Contoh:
Kata
Gambar
[13]فراس
[14]الدراجة

Dengan adanya penjelasan dengan menggunakan gambar gajah, maka pengguna kamus dapat memahami makana kata gajah secara jelas, dan memungkinkan pengguna kamus dapat menemukan istilah atau nama lain dari kata atau hewan gajah tersebut di daerahnya. Tenik menjelaskan makana dengan menggunakan gambar ini tidak hanya digunakan pada kamus bahasa Arab saja. Namun, banya kamus non-Arab juga yang menggunakan teknik ini.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Faraji, Muhammad Ahmad. Al-Ma’ajim Al-Lughawiyah Fi Dhoui Dirasah Ilmi Al-Lughah Al-Hadisah. Bairut: Dar An-Nahdhoh Al-‘Arabiyah, 1996.
Abu Umar, Syahabuddin. Mu’jam Al-Maqoyis fi Al-Lughah. Bairut: Darul Fikri, 1994.
Ali, Atabik dan Ahmah Zuhdi Muhdlor. Al-‘Ashri. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998.
Bin Manzur, Jamaluddin Muhammad Bin Mukarrom. Lisan Al-‘Arob. Bairut: Dar As-Sodir, 1990.
Kosim, Riyad Zaky. Al-Mu’jam Al-‘Arabiy Bahusu Al-Maddah Wa Al-Manhaj Wa At-Tatbiq. Bairut: Dar El-Marefah, 1987.
Majma’ Al-Lughah Al-‘Arobiyyah. Al-Mu’jam Al-Wasit. Mesir: Darul Ma’arif, 1973.


[1] Riyad Riyad Zaki, Al-Mu’jam Al-‘Arabiy Bahusu Al-Maddah Wa Al-Manhaj Wa At-Tatbiq, (Bairut: Dar El-Marefah, 1987) hal. 247
[2]  Muhammad Ahmad Abu Faraji, Al-Ma’ajim Al-Lughawiyah Fi Dhoui Dirasah Ilmi Al-Lughah Al-Hadisah, (Bairut: Dar An-Nahdhoh Al-‘Arabiyah, 1966) hal.102
[3] Jamaluddin Muhammad Bin Mukarrom Bin Manzur, Lisan Al-‘Arob, (Bairut: Dar As-Sodir,1990) hal. 451
[4] Muhammad Ahmad Abu Faraji, Al-Ma’ajim Al-Lughawiyah Fi Dhoui Dirasah Ilmi Al-Lughah Al-Hadisah, (Bairut: Dar An-Nahdhoh Al-‘Arabiyah, 1966) hal.106
[5] Muhammad Ahmad Abu Faraji, Al-Ma’ajim Al-Lughawiyah Fi Dhoui Dirasah Ilmi Al-Lughah Al-Hadisah, (Bairut: Dar An-Nahdhoh Al-‘Arabiyah, 1966) hal.108
[6] Riyad Riyad Zaki, Al-Mu’jam Al-‘Arabiy Bahusu Al-Maddah Wa Al-Manhaj Wa At-Tatbiq, (Bairut: Dar El-Marefah, 1987) hal. 250
[7] Ibid. hal 250-251
[8] Majma’ Al-Lughah Al-‘Arobiyyah, Al-Mu’jam Al-Wasit, (Mesir: Darul Ma’arif, 1973) hal. 573
[9] Riyad Riyad Zaki, Al-Mu’jam Al-‘Arabiy Bahusu Al-Maddah Wa Al-Manhaj Wa At-Tatbiq, (Bairut: Dar El-Marefah, 1987) hal. 254
[10] Syahabuddin Abu Umar, Mu’jam Al-Maqoyis fi Al-Lughah, (Bairut: Darul Fikri, 1994) hal. 514
[11] Riyad Riyad Zaki, Al-Mu’jam Al-‘Arabiy Bahusu Al-Maddah Wa Al-Manhaj Wa At-Tatbiq, (Bairut: Dar El-Marefah, 1987) hal. 253
[12] Muhammad Ahmad Abu Faraji, Al-Ma’ajim Al-Lughawiyah Fi Dhoui Dirasah Ilmi Al-Lughah Al-Hadisah, (Bairut: Dar An-Nahdhoh Al-‘Arabiyah, 1966) hal.123-126
[13] Atabik Ali dan Ahmah Zuhdi Muhdlor, Al-‘Ashri, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998) hal. 1381
[14] Ibid, hal. 886

0 komentar:

Posting Komentar