MASYARAKAT MADANI
Resume mata
kuliah Civic Education
Dosen Pengajar:
H. Nurhasan,
M.A

Oleh :
Dede
Muflih (1113024000018)
Siti Farhana
Fajriyah (1113024000027)
Bahandana Suara (11130240000 )
PROGRAM STUDI
TARJAMAH
FAKULTAS ADAB
DAN HUMANIORA
UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 2013
PENGERTIAN
MASYARAKAT MADANI
Di kawasan Asia Tenggara, Istilah ‘Masyarakat Madani’ diperkenalkan
untuk pertama kalinya oleh cendikiawan Malaysia, Anwar Ibrahim. Berbeda dengan
prinsip masyarakat sipil di Barat yang berorientasi penuh pada kebiasaan
individu. Menurut mantan Perdana Menteri Malaysia itu, Masyarakat Madani adalah
sebuah system social yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Menurutnya
pula, masyarakat Madani mempunyai cirri-cirinya yang khas: kemajemukan budaya (multicultural),
hubungan timbale balik (reprocity) dan sikap saling memahami dan
menghargai.
Sejalan dengan gagasan di atas, Dawam Rahardjo mendefinisikan
masyarakat Madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada
nilai-nilai kebijakan bersama. Menurutnya, dalam Masyarakat Madani, warga
Negara bekerjasama membangun ikatan social, jaringan produktif dan solidaritas
kemanusiaan yang bersifat non-negara.
Sejalan dengan ide-ide di atas, menurut Azyumardi Azra, Masyarakat
Madani lebih dari sekedar gerakan prodemokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan
masyarakat berkualitas dan ber-tamaddun (civility).
Dari paparan para cendikiawan di atas, tampak tegas nuansa peradaban
dan moralitas begitu kuat dalam perumusan dan cita ideal Masyarakat Madani yang
tergolong baru lahir dalam kosakata politik dan sosial di Indonesia.
SEJARAH SINGKAT MASYARAKAT SIPIL (CIVIL SOCIETY)
Sejarah awal civil
society tidak bias dilepaskan dari filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM)
yang memandang konsep masyarakat sipil sebagai sistem kenegaraan atau identik
dengan negara itu sendiri. Konsep masyarakat sipil pada masa ini dikenal
sebagai istilah “koinonia politike”, yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam
berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan keputusan.
Berbeda dengan
Aristoteles, negarawan Romawi Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) mengistilahkan
masyarakat sipil dengan societies civilles, yaitu sebuah komunitas yang
mendominasi komunitas lain dengan tradisi politik kota (city) sebagai komponen
utamanya.
Rumusan civil
society selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679 M) John Locke
(1632-1704 M). keduanya memandang perkembangan civil society sebagai kelanjutan
dari evolusi masyarakat yang berlangsung secara ilmiah.
Di dalam tatanan
kepemerintahan yang demokratis, komponen rakyat yang disebut Masyarakat Madani
harus memperoleh peran yang utama. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa dalam
sistem yang demokratis kekuasaan tidak hanya di tangan penguasa melainkan di
tangan rakyat. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI
1.
Wilayah Publik yang Bebas
Free public sphere adalah ruang public yang bebas sebagai
sarana untuk mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di sini, semua warga
Negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi social dan
politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar Masyarakat
Madani.
2.
Demokrasi
Demokrasi adalah suatu tatanan social-politik yang bersumber dan
dilakukan oleh, dari dan untuk warga negara. Tanpa demokrasi, masyarakat sipil
tidak mungkin terwujud.
3.
Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan
pendapat. Jika toleransi menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang
menyenangkan antara berbagai kelompok yang berbeda-beda, maka hasil itu harus
dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari pelaksanaan ajaran yang benar.
4.
Kemajemukan
Kemajemukan merupakan prasyarat lain bagi Masyarakat Madani.
Kemajemukan tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan
social yang beragam, tetapi harus disertai
dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai
sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan
masyarakat.
5.
Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang
proposional atas hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.
MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA : PARADIGMA DAN PRAKTIK
Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang
bagaimana seharusnya bangunan Masyarakat Madani bias terwujud di Indonesia :
1.
Pandangan integrasi nasional dan politik.
2.
Pandangan reformasi sistem politik demokrasi.
3.
Paradigma membangun Masyarakat Madani sebagai basis utama
pembangunan demokrasi.
Tiga paradigm ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
demokrasi di masa transisi sekarang melalui cara:
1.
Memperluas golongan menengah
melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah untuk berkembang menjadi
kelompok Masyarakat Madani yang mandiri secara politik dan ekonomi.
2.
Mereformasi system politik demokratis melalui pemberdayaan
lembaga-lembaga demokrasi yang ada, berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi.
3.
Penyelenggaraan pendidikan politik bagi warga Negara secara
keseluruhan.
GERAKAN SOSIAL UNTUK MEMPERKUAT MASYARAKAT MADANI
Iwan Gardono, mendefinisikan gerakan sosial sebagai aksi organisasi
atau kelompok masyarakat sipil dalam mendukung atau menentang perubahan social.
Pandangan lain mengatakan bahwa gerakan social pada dasarnya adalah bentuk
perilaku politik kolektif non-kelembagaan yang secara potensial berbahaya
karena mengancam stabilitas cara hidup yang mapan.
ORGANISASI NON-PEMERINTAH DALAM RANAH MASYARAKAT MADANI
LP3ES
mendefinisikan organisasi nonpemerintah sebagai organisasi atau kelompok dalam masyarakat
yang secara hokum bukan merupakan bagian dari pemerintah dan bekerja tidak
untuk mencari keuntungan, tidak untuk melayani diri sendiri atau
anggota-anggota, tetapi untuk melayani kepentingan masyarakat yang
membutuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar